pac penjernih air




Poly Aluminium Chloride (PAC) adalah produk perawatan air yang sangat efektif dan efisien

Poly Aluminium Chloride (PAC) adalah produk perawatan air yang sangat efektif dan efisien

Grosir Poly Aluminium Chloride (PAC) di bogor


pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih air,poly aluminium choride adalah

Poly Aluminium Chloride (PAC) adalah produk perawatan air yang sangat efektif dan efisien merupakan Koagulan (zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di dalam suspensi) yang bisa membantu untuk menjernihkan air

 Manfaat dan nilai tambah produk poly aluminium chloride adalah :


1.      Memurnihkan air di tempat anda baik air hasil olahan dari sungai dan air dari tanah yang masih belum jernih dan air limbah secara efektif dan efesien.
2.      Memurnihkan air dalam kecepatan tinggi.
3.      Menyulingkan produk farmasi, glycerine dan gula.
4.      Mengumpulkan partikel batubara dari dalam air hasil pencucian batubara dan kaolin untuk industri keramik.
5.      Menjernihkan air dari hasil olahan industri:
·        Percetakan dan Pewarnaan
·        Industri Kulit
·        Industri Penambangan Batu Bara
·        Industri Pengolahan Logam
·        Industri Farmasi
·        Industri Pengolahan Kertas
·        Minyak dan Logam Berat
·        Hotel/Proyek Apartment
·        Proyek Perumahan
  • Penjernihan air minum, air limbah domestik.  
  • Bekerja secara efektif pada sedimentasi atau zat yang tertahan dalam air termasuk koloid.
  • Penjernihan air untuk proses di berbagai industri, diantaranya : Kimia Farmasi, Makanan & Minuman DLL
  • Penjernihan air untuk Kolam Renang.
  • Mengeraskan semen dengan cepat, pengecoran logam dan cetakan logam.
  • Proses pemisahan air dan minyak pada industri penyulingan.
  • Pengganti Tawas dan Ferrous Sulfat.
  • Penjernih air limbah dan air tercemar limbah dari bermacam-macam industri.

Aln(OH)mCl3n-m merupakan rumus kimia untuk Polyaluminium Chloride (PAC). Merupakan salah satu Koagulan (zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di dalam suspensi) yang bisa membantu untuk menjernihkan air, seperti air sumur yang keruh. Terdapat beberapa cara yang telah diketahui dan dipatenkan untuk membuat PAC yang dapat dibuat dengan menggunakan hidrolisa parsial dari aluminium klorida, seperti ditunjukkan reaksi berikut : n AlCl+ m OH− m Na→ Al (OH) Cl 3n-m + m Na++ m Cl
PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan sebagai pembentuk polynuclear mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n).

KEUNTUNGAN KOMPETITIF poly aluminium chloride adalah :

Ø  Kualitas air olahan poly aluminium chloride adalah lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfate, disamping biaya perawatan yang lebih rendah.
Ø  Flok dapat terbentuk dengan cepat sehingga butuh waktu yang cukup singkat untuk bereaksi dan mengendap jika dibandingkan dengan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfate.
Ø  Kemampuan kerja PAC yang tinggi dalam pengolahan air dengan suhu, kadar kekeruhan dan kebasahan yang berbeda jika dibandingkan dengan Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfat.
Ø  PAC adalah mempunyai rentang PH yang luas antara 5,0 - 9,0 dengan kondisi terbaik pada range diantaranya.
Ø  Pelarutan PAC lebih baik dari Ferric Trichloride dan Alluminium Sulfat (Tawas).
Ø  Rendah Causiticity dengan kondisi operasional yang minim.
Ø  Kadar Aluminium dan garam yang tersisa di air yang diolah dengan PAC lebih rendah (Daya Konduksi rendah) , yang akan menguntungkan pada proses Demineralized (Demin) dan persiapan untuk Proses RO.


Keunggulan poly aluminium chloride adalah :


Jika kita membandingkan PAC dengan Koagulan yang lainnya, maka kita dapat melihat beberapa keunggulan dari poly aluminium chloride adalah  seperti :
·         Pada kondisi air yang umum, PAC tidak membutuhkan koreksi pH, sebab PAC memiliki atau dapat bekerja pada tingkat pH yang lebih luas.
·         Tidak seperti yang terjadi dengan koagulan yang lain seperti aluminium sulfat, besi klorida, dan fero sulfat. PAC tidak menjadi keruh apabila digunakan secara berlebihan. Ini berarti pengguna PAC dapat melakukan penghematan penggunaan bahan kimia.
·         Terdapatnya kandungan polimer khusus pada PAC, juga dapat membantu mengurangi pemakaian bahan kimia pembantu lainnya. Tentu saja hal ini memberikan penghematan.
·         Untuk air yang di konsumsi, tentu dibutuhkan bahan untuk menetralisir kandungan kimia. Namun dengan penggunaan PAC ini hal tersebut dapat diminimalisasi. Sebab, kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim.
·         Dalam hal pembentukan flok Polyaluminium Chloride memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan koagulan lainnya. Hal ini disebabkan gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul. Dengan demikian walaupun ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi over-load  bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh.

pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih air,poly aluminium choride adalah

Penggunaan poly aluminium chloride adalah


PAC digunakan saat kolam sangat rusak atau untuk limbah cair industri, chemical ini bentuknya seperti tepung, fungsinya untuk mengendapkan kotoran kedasar kolam. Sebelum menggunakan chemical ini kadar pH dan Cl harus normal, setelah itu baru menggunakan PAC. Kondisi mesin dalam posisi sirkulasi atau tombol valve multi fungsi berada pada posisi sirkulasi dan mesin dihidupkan 2-3 jam. Kemudian dimatikan dan menunggu proses pengendapan. Sangat baik digunakan pada malam hari, sehingga besok paginya semua kotoran sudah mengendap dan selanjutnya vacuum buang dan posisi tombol pada valve multi fungsi berada pada posisi waste dan valve atau kran vacuum dibuka 1/2 ( setengahnya) agar air tidak banyak terbuang. Penggunaan PAC jangan bersamaan dengan klorin karena dapat mengakibatkan air berwarna putih susu.
Tawas Sebagai Koagulan dalam IPAL Industri

Tawas Sebagai Koagulan dalam IPAL Industri



Tawas Sebagai Koagulan dalam Instalasi pengolahan air limbah industri


Tawas, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain itu, tawas juga digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya.  
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki titik leleh 900ºC. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya (http://encarta.com). 
Aluminiumsulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. tawas sebagai penjernih air Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts & Santika, 1984). 
Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini disebabkan: a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam). b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan, elektrostatis antara muatan partikel satu dan yang lainnya. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu dengan pembubuhan koagulan. Dalam proses penjernihan air secara kimia melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi (Alearts & Santika, 1984). 
Proses koagulasi adalah suatu proses pertumbuhan dan pencampuran dilakukan secara tepat dari suatu proses koagulan IPAL Industri, stabilisasi dan partikel-partikel koloid tersuspensi, serta agregasi awal dari partikel-partikel terstabilisasi (Reynold, 1982). Partikel-partikel koloid yang terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan jika hanya dengan pengendapan secara gravitasi. Tetapi apabila koloid-koloid tersebut distabilkan dengan cara agregasi atau koagulasi menjadi partikel yang lebih besar maka koloid-koloid tersebut dapat dihilangkan dengan cepat (Metcalf & Eddy, 1978). Terdapat tiga mekanisme koagulasi yaitu komponen lapisan ganda (doeble layer compression), adsorbsi (adsorbtion) dan absorbsi oleh polimer (absorption bypolymer). Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok. Flokulasi merupakan proses pembentukan dan penggabungan flok dari partikel-partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap. 
pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih airFlokulan yang digunakan untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion positif sehingga dengan penambahan polimer yang bersifat negatif dapat mengikat flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat (Soeparman & Suparmin, 2002). PEMBAHASAN Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan ini adalah dengan pengolahan air. Terdapat tiga tahap penting pada proses pengolahan air dengan penambahan zat kimia seperti tawas yaitu: tahap pembentukan inti endapan, tahap flokulasi, tahap pemisahan flok dengan cairan. Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses IPAL Industri yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia ataukoagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap. Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi. 
Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih. Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga dapat digunakan sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant). Pada praktikum kali ini akan dilakukan proses produksi tawas (alum). Tawas sendiri adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama potassium aluminium sulfat dodekahidrat atau KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.
Tawas ini dipasaran dibedakan atas 2 jenis berdasarkan bentuknya, yaitu tawas butek dan tawas bening. Tawas atau alum ini dibuat melalui dua cara yaitu : 1. Proses Bauxite Dengan proses bauxite ini tawas dibuat langsung dari bauxite dan asam sulfat. 
Dimana bauxite mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3. 2. Proses Al(OH)3 Dengan proses Al(OH)3 ini tawas dibuat dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat membentuk alum sulfat. Sedangkan pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tawas dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan asam sulfat. Pada prosedurnya yang pertama dilakukan adalah dengan menimbang Al(OH)3 sebanyak 100 gram dengan 300 mL air. Air ini digunakan untuk mengencerkan tawas sehingga tawas tersebut berubah dari padatan menjadi larutan, karena tawas dalam bentuk padatan akan sulit bereaksi dengan asam sulfat encer. Kemudian ditambahkan 200 mL asam sulfat pekat 98% secara perlahan-lahan dan diaduk pelan-pelan selama kurang lebih 60 menit sampai homogen. 
Penggunaan asam sulfat disini berfungsi sebagai reaktan. Proses pencampuran tersebut dilakukan di ruang asam, hal ini dilakukan karena salah satu bahan pembuat tawas adalah asam sulfat pekat yang merupakan zat kimia berbahaya yang apabila terhisap dapat mengganggu kesehatan dan proses pencampuran tersebut menghasilkan reaksi eksoterm (mengeluarkan panas) sehingga bersifat eksplosif dan dapat meledak. Setelah semua bahan dicampurkan, kemudian diaduk agar homogen. Setelah itu tunggu beberapa saat, kemudian cetak pada wadah yang telah disediakan. Pada saat dikemas ke dalam wadah, tawas tidak boleh terlalu dingin. Jika terlalu dingin, tawas akan mengkristal dan mengendap karena kelarutannya rendah dalam suasana dingin, akibatnya tawas sulit untuk dicetak. Untuk menguji tawas yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menggunakan air limbah (air yang sudah tidak jernih lagi) yaitu dengan cara tawas ditambahkan dengan koagulan, koagulan tersebut memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok. Setelah itu ditambahkan flokulan yang terbuat dari polimer, flokulan yang digunakan untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion positif sehingga dengan penambahan polimer yang bersifat negatif dapat mengikat flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat. Lalu campuran tersebut diaduk dan dibiarkan beberapa saat hingga kotoran-kotoran yang terdapat di air mengendap semuanya. Tawas yang baik adalah tawas yang mampu mengikat banyak kotoran-kotoran dan mengendapkannya sehingga air menjadi jernih.

pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih airKoagulasi adalah proses penambahan zat kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel kolid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok (gabungan partikel-partikel kecil)dalam IPAL Industri. Flokulasi adalah proses pembentukan dan penggabungan flok dari partikel-partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap. Proses koagulasi dan flokulasi pada skala laboratorium dilakukan dengan peralatan jar test.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Reaksi koagulasi dapat berjalan dengan membutuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah tawas, kapur, dan kaporit. Dari hasil reaksi koagulan itu selanjutnya endapan dipisahkan melalui filtrasi atau sedimentasi. Banyaknya koagulan tergantung pada jenis dan konsentrasi ion-ion yang larut dalam air olahan serta konsentrasi yang diharapkan sesuai dengan standar baku. Untuk mempercepat proses koagulasi dalam ipal industri maka dilakukan pengadukan dengan static mixer maupun rapid mixer .
Koagulan yang sering digunakan untuk mengendapkan limbah adalah alum, feri sulfat, feri klorida, dan kapur. Alum akan bereaksi dengan bahan yang bersifat basa dan membentuk alumunium hidroksida yang tidak dapat larut dan mengkoagulasi partikel koloid. Kapur akan bereaksi dengan bikarbonat dan membentuk kalsium karbonat yang akan mengendap. Kalsium karbonat yang tidak larut akan terbentuk pada pH di atas 9,5. Garam-garam feri digunakan untuk meningkatkan daya endap dari feri hidroksida yang akan membentuk endapan dalam limbah dan meningkatkan laju sedimentasi dari partikel lainnya yang ada dalam limbah tersebut. Penggunaan koagulan untuk mengendapkan fosfat pada limbah peternakan menunjukkan hasil yang layak secara teknis dan ekonomis. Pada limbah-limbah peternakan setiap penambahan padatan tersuspensi antara 0,5-1,0 mg/L akan meningkatkan kebutuhan bahan kimia koagulan 1 mg/L.
Proses flokulasi adalah agregasi atau berkumpulnya partikel-partikel kecil dalam sebuah suspensi, menjadi partikel-partikel yang lebih besar yang disebut flok. Flokulasi disebabkan oleh adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia yang disebut sebagai flokulan. Flokulan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu flokulan organik dan flokulan anorganik. Di antara flokulan-flokulan anorganik, garam-garam dari berbagai logam seperti alumunium dan besi telah banyak digunakan. Flokulan organik dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu sintetik dan alami. Flokulan sintetik umumnya merupakan polimer linear yang larut dalam air seperti polyacrylamide, poly(acrylic acid), poly(diallyl dimethil ammonium chloride), poly(styrenic sulfonic acid), dan sebagainya. Di sisi lain, pati, selulosa, alginic acid, guar gum, adalah polimer alami yang sangat sering digunakan sebagai flokulan dalam ipal industri
Polyacrylamide (PAM), poly alumunium chloride (PAC), dan kopolimernya merupakan polimer yang baik untuk pengolahan limbah cair industri. PAC adalah flokulan anorganik yang sering dipakai dalam pemurnian air limbah industri serta memiliki kemampuan dalam memurnikan limbah industri percetakan dan pewarnaan. Kelompok PAC, PAM, dan kopolimernya merupakan polimer yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Umumnya digunakan sebagai flokulan untuk menjernihkan air minum dan ipal industri. Dalam praktikum ini, digunakan koagulan berupa tawas.
Tujuan dari flokulasi adalah untuk menciptakan partikel yang lebih besar yang kompatibel dengan proses selanjutnya seperti menetap atau flotasi. Flokulasi objektif, sebagai proses unit pengolahan air, adalah untuk menyebabkan tabrakan antara partikel kecil.

Karakteristik Air dalam Pengolahan Limbah Organik dan limbah industri

Karakteristik Air dalam Pengolahan Limbah Organik dan limbah industri



Ilmu tentang Karakteristik Air dalam Pengolahan Limbah Organik

pengolahan limbah organik
pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih air
Air memiliki persyaratan tersendiri untuk menentukan apakah air tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi. Air yang layak untuk dikonsumsi biasanya bersih, jernih dan juga tidak berbau. 
 

Berikut merupakan beberapa karakteristik air yaitu sebagai berikut :

1.    Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2.    Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
3.    Warna
            Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4.    Solid (zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
5.    Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
6.    pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
7.    DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
8.    BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
9.    COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia. Reaksinya adalah sebagai berikut :
+ 95%terurai
Zat Organik + O2 CO2 + H2O
10.    Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
11.    Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah dalam pengolahan limbah organik sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia sehingga diperlukan disenfektan yang berfungsi untuk mengurangi racun tersebut. 

pengelolaan air limbah,instalasi pengolahan air limbah,pengolahan air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah industri, pengolahan limbah organik,ipal industri,bahan penjernih air,penjernih air kolam renang,bahan kimia untuk menjernihkan air, bahan kimia penjernih air, pac penjernih air Adapun disenfektan yang digunakan antara lain:

a)    Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan dalam pengolahan limbah organik karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Tawas akan berikatan dengan kekeruhan (koloid) membentuk gumpalan atau flok. Flok kimia (kimflok) yang terbentuk lalu diendapkan di unit sedimentasi.
Sedangkan kimflok ringan yang lolos-tidak mengendap-disaring di filter pasir silika. Adapun air tanah (misalnya mata air), lantaran sudah jernih, tak perlu lagi ditambah tawas. Hanya perlu kaporit sebagai disinfektan, pembasmi bakteri.Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi pada air yang dipakai tawas adalah sebagai berikut:
Al2(SO4)3 .→ 2 Al+3 + 3(SO4)-2
Air akan mengalami :
H2O .→ H+ + OH-
2 Al+3 + 6OH- .→ 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam :
3(SO4)-2 + 6H+ .→ 3H2SO4
Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas.
b)   Kapur
Pengaruh penambahan kapur Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sehingga pH menjadi 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu. Reaksinya adalah :
Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 .→ 2CaCO3 + 2H2O
2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 .→ 2CaCO3↓ + Mg(OH)2↓ + 2H2O
Ca(OH)2 + Na2CO3 .→ CaCO3↓ + 2NaOH
c)    Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III). Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya.
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin. Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar yang berarti penambahan klorin dapat meningkatkan pH dari air itu sendiri. 

Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.

d)   Disinfeksi dengan cahaya matahari
Sinar ultra violet dari matahari dapat dipergunakan untuk menginaktifkan dan menghancurkan patogen yang terdapat dalam air. Isi wadah plastik transparan dengan air dan pajankan dengan sinar matahari secara menyeluruh selama kurang lebih 5 jam(atau dua hari penuh bila langit berawan). Disinfeksi timbul sebagai kombinasi dari radiasi dan pemanasan. Jika temperatur air mencapai setidaknya 50oC, waktu pajanan cukup 1 jam. Contoh yang baik adalah sistem dimana dipergunakan botol yang setengahnya diwarnai hitam untuk meningkatkan panas yang diperoleh dengan sisi bening botol menghadap matahari.

Clear well terbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi tertentu. Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai penampung air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand filter. Di clear well air dijaga pH nya dengan menyuntikkan NaOH (caustic soda). 
 
Modified by : my free template
Copyright © 2011. Jual PAC bagus dan murah untuk bahan penjernih air dalam pengolahan air limbah industri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger